Misterius.co.id — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Lampung mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 10 tokoh, termasuk Presiden RI kedua Soeharto, di Istana Negara, Senin, 10 November 2024.
Ketua DPD KNPI Lampung, Iqbal Ardiansyah, menilai pemberian gelar pahlawan di bidang perjuangan dan politik kepada Soeharto sangat tepat.
“Maka sudah sepatutnya kita mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto yang tak pernah melupakan sejarah bangsa. Sejarah bukanlah beban ingatan melainkan penerangan jiwa,” ujar Iqbal usai melantik pengurus DPD KNPI Metro, Kamis, 13 November 2025.
Menurut Bung Iqbal, pemberian gelar pahlawan penting bagi pemuda untuk meneladani tokoh hebat, memperkuat identitas nasionalisme, dan memperkokoh karakter anak bangsa.
Iqbal juga mengapresiasi rapat konsolidasi KNPI se-Indonesia yang digelar oleh Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama.
Ia mengungkapkan adanya semangat persatuan di kalangan DPD KNPI seluruh Indonesia untuk menggelar kongres persatuan.
Hasil rapat konsolidasi tersebut menghasilkan delapan rekomendasi strategis, di antaranya:
Dukungan Asta Cita: KNPI mendukung visi besar Asta Cita Presiden Prabowo, termasuk pemberantasan kartel sumber daya alam dan program Makan Bergizi Gratis.
Dialog Nasional: Memfasilitasi Dialog Nasional Pemuda Indonesia untuk menyatukan seluruh faksi KNPI, dengan mengedepankan kepentingan bangsa di atas organisasi.
Netralitas Kemenpora: Meminta Kemenpora bersikap netral, bijak, independen, dan aktif menjadi jembatan penyelesaian persoalan internal organisasi kepemudaan.
Uji Materi UU Kepemudaan: Mengajukan uji materi Undang-Undang Kepemudaan ke Mahkamah Konstitusi agar lebih adaptif menghadapi tantangan generasi digital.
Pemisahan Kementerian: Mengusulkan pemisahan Kementerian Pemuda dari Kementerian Olahraga agar kebijakan terhadap pemuda lebih fokus, efektif, dan berkelanjutan.
“KNPI menekankan pentingnya negara melindungi organisasi kepemudaan dari intervensi politik praktis tertentu yang nyata menghambat independensi pemuda Indonesia,” tandas Iqbal.
